Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Bola Ganjil: Sukses Capai Semifinal Liga Champions Meski Berjuang dari Kualifikasi

 


Trofi Liga Champions jadi salah satu gelar impian para pesepak bola. Dengan banyak yang menginginkan, tentu tidak mudah mendapatkannya.

Berbagai pengorbanan harus diambil. Salah satunya secara finansial. Sudah banyak contoh kasus klub yang mengeluarkan ratusan juta demi menggenggam Si Telinga Besar.

Chelsea dari Inggris salah satunya. Roman Abramovich berambisi menduduki takhta Eropa ketika mengambil alih klub pada 2003. Namun, The Blues baru bisa melakukannya hampir satu dekade berselang, tepatnya tahun 2012.

Kesuksesan Chelsea mendorong pemilik kaya lain melakukan hal serupa, contoh utama di Paris Saint-Germain dan Manchester City. Meski begitu, kedua klub tersebut sejauh ini masih menanti gelar.

Perjuangan panjang juga jadi salah satu syarat untuk memenangkan Liga Champions. Berbagai pertandingan mesti dilakoni, terutama bagi mereka yang datang dari negara kecil.

Klub-klub ini harus memulai perjuangan dari penyisihan awal, dengan kompetisi musim 2022/203 sudah berlangsung sejak 21 Juni lalu.

Walau mesti jalan berliku, sejumlah nama sukses membuat kejutan dengan mencapai putaran-putaran akhir. Ini adalah kisah mereka.

Secara reputasi, Liverpool sebenarnya punya harga diri tinggi. The Reds sudah berstatus juara lima kali usai memenangkan edisi 2004/2005.

Namun, mereka harus memulai kompetisi 2005/2006 sejak kualifikasi babak pertama. Sebab, meski menjuarai musim sebelumnya, Liverpool gagal berada di zona otomatis lolos pada liga domestik. Klub Merseyside itu cuma menempati peringkat lima Liga Inggris.

UEFA akhirnya membuat pengecualian agar sang juara bertahan berkesempatan mempertahankan titel. Liverpool pun mesti melakoni nama-nama seperti Total Network Solutions (Wales), FBK Kaunas (Lithuania), dan CSKA Sofia (Bulgaria) untuk mencapai babak utama.

Mereka kemudian memuncaki grup yang berisi Chelsea, Real Betis, dan Anderlecht. Sayang langkah Liverpool dihentikan Benfica pada perdelapan final.

Seperti Liverpool, Dynamo Kiev juga bukan nama sembarangan dengan memenangkan tiga edisi kompetisi Eropa. Namun, mereka harus memulai Liga Champions 1998/1999 dari kualifikasi babak pertama karena buruknya koefisien.

Terlepas itu, Andriy Shevchenko dan kawan-kawan bisa mencapai semifinal. Mereka mengikuti jejak Paris Saint-Germain (1994/1995) dan Panathinaikos (1995/1996) yang terlebih dahulu melakukannya. PSG dan Panathinaikos juga sukses menembus babak empat besar meski mengawali kompetisi dari penyisihan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini