Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Rupiah Lesu di Rp14.240 per Dolar AS Jelang Pidato The Fed


Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.240 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (23/8) pagi. Rupiah melemah 0,01 persen dibanding penutupan pada Kamis (22/8), yakni Rp14.239 per dolar AS.

Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang melemah, seperti dolar Singapura sebesar 0,01 persen, peso Filipina sebesar 0,03 persen, yen Jepang sebesar 0,08 persen, dan won Korea Selatan sebesar 0,33 persen.

Namun, terdapat pula mata uang yang menguat, seperti dolar Hong Kong sebesar 0,03 persen, ringgit Malaysia sebesar 0,03 persen, dan baht Thailand sebesar 0,07 persen.

Pergerakan mata uang negara maju juga bervariasi, di mana poundsterling Inggris melemah 0,07 persen. Sementara, dolar Australia menguat 0,04 persen dan euro tak bergerak melawan dolar AS.
Meski melemah tipis, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat seiring ekspektasi pelaku pasar bahwa arah kebijakan bank sentral AS kemungkinan akan bernada dovish.

Pilihan redaksi
www.ptbestprofit.com
www.ptbestprofitfutures.com
www.pt-bestprofit.com


Pidato ini cukup ditunggu lantaran bisa memberi arah kebijakan moneter AS setelah tanda-tanda resesi menghantui AS beberapa waktu belakangan.

Sinyal resesi terlihat dari imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor pendek yang lebih besar dibandingkan obligasi bertenor panjang. Kondisi yang lazim disebut inverted yield curve ini menandakan pesimisme terhadap ekonomi AS ke depan.
Diketahui pelaku pasar kini fokus terhadap pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang bertempat di Jackson Hole, Wyoming, meski risalah pertemuan The Fed yang dirilis Kamis (22/8) tidak memberi sinyal soal pelonggaran moneter yang agresif.

"Dalam perdagangan akhir pekan rupiah kemungkinan akan kembali menguat tipis sambil menunggu keputusan The Fed. Adapun, rentang rupiah hari ini di level Rp14.190 hingga Rp14.260 per dolar AS," jelas Ibrahim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini