Harga Minyak Juli 2019 Terkerek Tensi Panas Timur Tengah


Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Juli 2019 tercatat US$61,32 per barel atau menguat tipis 0,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya, US$61 per barel. Penguatan dipicu oleh memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah.

Penguatan juga terjadi pada ICP SLC Juli 2019 juga sebesar US$0,14 per barel dari US$ 61,84 per barel menjadi US$ 61,98 per barel.

Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan peningkatan ketegangan geopolitik di Timur Tengah disebabkan oleh isu peningkatan pengayaan uranium Iran yang dianggap melanggar perjanjian nuklir yang disepakati pada 2015 lalu.


Selain itu, ketegangan juga dipicu oleh penangkapan kapal tanker Iran di selat Gibraltar oleh Inggris dan 2 kapal tanker minyak Inggris di Selat Hormuz oleh Iran, serta Pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait penembakan drone milik Iran oleh Angkatan Laut AS di Selat Hormuz.
Peningkatan ICP seiring dengan penguatan di mayoritas harga minyak utama di pasar internasional.

Selain memanasnya tensi di Timur Tengah, kenaikan harga minyak metah utama di pasar global juga dipicu oleh kesepakatan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga akhir Maret 2020.

"Produksi minyak mentah OPEC pada Juni 2019 turun sebesar 68 ribu barel per hari (bph) menjadi sebesar 29,8 juta bph dibandingkan bulan sebelumnya juga menjadi penyebab kenaikan harga minyak," ujar Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian ESDM dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (7/8).

Penguatan harga minyak dunia juga didorong oleh penurunan stok minyak mentah AS akibat topan Barry yang menyerang beberapa fasilitas produksi di Teluk Meksiko AS serta meningkatnya permintaan minyak mentah AS.
Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok minyak mentah Negeri Paman Sam pada Juli lalu turun sebesar 32 juta barel menjadi sebesar 436,5 juta barel dibandingkan bulan sebelumnya.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh penambahan kuota impor dari Pemerintah China kepada beberapa kilang di China yang mencapai 56,85 juta metrik ton sehingga mengerek permintaan minyak mentahnya.

Volume minyak mentah yang diolah di kilang (throughput) di China meningkat 1,2 persen menjadi 6,6 juta bph dan di Taiwan naik 1 persen menjadi 970 ribu bph dibandingkan awal Juli 2019.

Adapun perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Juli 2019 dibandingkan Juni 2019 sebagai berikut:

- WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,33 per barel atau 0,6 persen dari US$ 54,71 per barel menjadi US$ 55,04 per barel.
- Basket OPEC naik sebesar US$1,75 per barel atau 2,8 persen dari US$ 62,92 per barel menjadi US$ 64,67 per barel.
- Brent (ICE) naik sebesar US$ 1,17 per barel atau 1,8 persen dari US$ 63,04 per barel menjadi US$ 64,21 per barel.
- Dated Brent turun sebesar US$ 0,06 per barel dari US$ 64,10 per barel menjadi US$ 64,04 per barel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ide Trading dari CGS International Sekuritas: BBRI, BBNI, EXCL, VKTR, INCO, PTPP

Proyeksi IHSG & Rekomendasi Saham BNGA, EXCL, BMRI, dan BKSL Untuk Rabu

BRI Life Menerima 4 Penghargaan dari 3 Institusi,Cetak Kinerja Positif Sepanjang 2023