Intiland Development Fokus Kembangkan Rumah Tapak

 


PT Intiland Development Tbk (DILD) saat ini fokus mengembangkan bisnis rumah tapak (landed house) di tengah tren bangunan vertikal (high rise) yang turun cukup signifikan.

Capital dan Investment Management Director Intiland Development, Archied Noto Pradono menuturkan, setelah pandemi COVID-19 pihaknya melihat tren bangunan vertikal turun cukup signifikan.

"Saat ini, kami sedang mencoba untuk menambah proyek yang di landed. Jadi memang landednya kita akan mengisi untuk selama ini sales kita yang banyak tergerus di high rise,” kata Archied dalam QnA HP Sekuritas dengan Intiland Development, ditulis Selasa (20/9/2022).

Archied juga mengungkapkan, pihaknya akan menggenjot penjualan-penjualan untuk segmen rumah tapak.

"Kita akan replace, kita akan kejar, so far dengan penjualan-penjualan di landednya,” kata dia.

Sebelumnya, Intiland Development lebih fokus pada segmen pasar bangunan vertikal.

"Jadi kalau kita perhatikan 60 persen kami punya income itu di high rise, jadi sisanya residensial landed kira-kira 25 persenan, recurring income 10 persen dan sisanya industrial,” ujar dia.

Akan tetapi, karena tren bangunan vertikal turun cukup signifikan, Intiland pun belum ada rencana untuk menambah proyek bangunan vertikal tersebut.

“Jadi kita juga akan pada proyek-proyek yang baru kita sudah nggak narik ke atas lagi sih sementara, jadi Fifty Seven Promenade dan SQ Res itu yang sedang under construction saat ini. Sejauh ini kita belum ada planning untuk high rise karena kita lihat untuk high rise stoknya masih ada beberapa yang cukup banyak,” kata Archied.

Sementara itu, Archied menjelaskan untuk proyek Fifty Seven Promenade akan diselesaikan pada tahun ini. Jika serah terima bisa mencapai 50 persen, Intiland Development berharap hasil tersebut bisa membukukan keuntungan pada 2022.

“Kita ada jual sekitar duaan ya, totalnya penjualan Rp 2,2 triliun. Targetnya kita bisa serah terima 50 persen, kita bisa tentram jadi positif,” imbuhnya.

Hingga semester I 2022, kinerja keuangan PT Intiland Development Tbk alami penurunan pendapatan dan rugi membengkak.

Pendapatan usaha perseroan turun 14,13 persen menjadi Rp 960,40 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun. Beban pokok penjualan dan beban langsung naik menjadi Rp 622,60 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 586,04 miliar.

Laba kotor turun 36,55 persen menjadi Rp 337,80 miliar pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba kotor perseroan Rp 532,41 miliar.

Beban usaha perseroan turun menjadi Rp 172,07 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 187,57 miliar.

Laba usaha turun 51,9 persen dari Rp 344,83 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 165,72 miliar pada semester I 2022. Perseroan mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 162,92 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 23,13 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan rugi per saham dasar Rp 15,72 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,23.

Total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 5,80 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,03 triliun. Total liabilitas meningkat menjadi Rp 10,76 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 10,4 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp 16,56 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 16,46 triliun.  Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,35 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,75 triliun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ide Trading dari CGS International Sekuritas: BBRI, BBNI, EXCL, VKTR, INCO, PTPP

Proyeksi IHSG & Rekomendasi Saham BNGA, EXCL, BMRI, dan BKSL Untuk Rabu

BRI Life Menerima 4 Penghargaan dari 3 Institusi,Cetak Kinerja Positif Sepanjang 2023