Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

AS bakal menagih denda US$ 1,7 miliar dari ZTE

PT BESTPROFIT Pemerintahan Donald Trump dikabarkan segera menagih denda sejumlah US$ 1,7 miliar dari ZTE Corp. Amerika Serikat (AS) akan menghukum dan memperketat kontrol terhadap perusahaan telekomunikasi asal China itu, sebelum mencabut sanksi dan mengizinkannya kembali berbisnis. 

Seperti dilansir Reuters, Sabtu, sumber yang mengetahui rencana denda itu, menyebutkan, Washington juga meminta ZTE mengganti dewan dan tim eksekutifnya segera setelah 30 hari. Tetapi, kesepakatan itu masih belum rampung, hukuman serta persyaratan itu bisa berubah," ujar sumber tersebut. 

Negosiasi dengan ZTE dilakukan saat Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menuju Beijing akhir pekan ini untuk pembicaraan perdagangan.Sementara, perwakilan Departemen Perdagangan AS dan ZTE, belum menanggapi kabar tersebut.Status ZTE juga sempat menjadi tawar-menawar yang penting dalam pembicaraan perdagangan tingkat tinggi antara China dan AS pada awal Mei lalu.  BEST PROFIT

Jika Washington mengurangi sanksi terhadap ZTE, China dikabarkan akan membeli lebih banyak barang pertanian buatan Amerika. Presiden AS Donald Trump melalui cuitannya, bulan lalu, mengatakan kepada para pejabat Departemen Perdagangan untuk menemukan cara bagi ZTE agar kembali menjalankan bisnis. Ia kemudian menyebutkan denda sebesar US$ 1,3 miliar dan perubahan dewan serta manajemen puncak, sebagai cara untuk menghukum perusahaan sebelum mengizinkannya kembali berbisnis. 

Namun, penerapan sanksi yang lebih ringan terhadap ZTE mendapat perlawanan kuat di Kongres. Baik pihak senat Demokrat maupun Republik menuduh Trump tunduk pada tekanan dari Beijing untuk membantu perusahaan yang telah dicap sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS. Seperti diketahui, bisnis produsen peralatan telekomunikasi terbesar kedua asal China itu kini lumpuh. BESTPROFIT

Pasalnya, sejak 15 April lalu, Departemen Perdagangan AS melarang seluruh perusahaan AS menjual produk komponen selama tujuh tahun kepada ZTE. Padahal, selama ini ZTE mengandalkan suplai komponen dari perusahaan asal AS. Akibat pelarangan itu, ZTE diperkirakan telah kehilangan pemasukan lebih dari US$ 3 miliar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini