Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Menilik Peluang Bunga Holding Ultra Mikro untuk Bisa Turun

 JAKARTA. Keberadaan Holding Ultra Mikro yang telah dibentuk kurang lebih dua tahun sejatinya diharapkan bisa mengakselerasi kredit di segmen ultra mikro. Terutama, dengan memberikan bunga yang tak terlalu mencekik.
Seperti diketahui, hingga akhir Juni 2023, Holding Ultra Mikro telah melayani 36 juta nasabah kredit mikro dan ultra mikro, dengan total nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 577,9 triliun.
Selain pembiayaan, segmen mikro dan ultra mikro juga tercatat menjadi nasabah simpanan dengan jumlah besar di BRI yakni hingga Rp 309 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyadari selama ini tantangan terkait dengan penetapan suku bunga UMKM antara lain kebutuhan akan kesiapan infrastruktur yang berpengaruh terhadap beban operasional.   
Oleh karenanya, OJK mendorong sinergi melalui peningkatan peran BRI di holding Ultra Mikro dalam penyediaan jaringan dan sarana pendukung yang dapat digunakan bersama yang dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi.  
“OJK telah menetapkan kebijakan agar bank melaporkan suku bunga dasar kredit sehingga masyarakat dapat mengetahui besaran suku bunga yang ditetapkan oleh perbankan termasuk pada segmen mikro,” ujarnya.
Selain itu, Dian juga mengungkapkan selalu mempertimbangkan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi kondisi industri perbankan di Indonesia dalam menghadapi berbagai situasi termasuk risiko yang dapat berdampak terhadap kinerja bank untuk menanggapi permintaan kelonggaran Batas Minimum Pemberian Kredit (BMPK)
“dalam hal ini termasuk kebutuhan akan pengembangan kredit segmen ultra mikro,” ujar Dian.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso bilang pihaknya sebagai induk Holding Ultra Mikro terus menjalankan transformasi dalam pengembangan segmen UMKM, utamanya usaha ultra mikro di Indonesia.
Ia bilang holding yang berisi BRI, PNM dan Pegadaian telah bersama-sama mengembangkan outlet co-location atau outlet yang dapat digunakan bersama. Dari sekitar 15.500 outlet yang digunakan untuk melayani nasabah segmen ultra mikro dan mikro, sebanyak 1.013 outlet merupakan outlet co-location. JAKARTA. Keberadaan Holding Ultra Mikro yang telah dibentuk kurang lebih dua tahun sejatinya diharapkan bisa mengakselerasi kredit di segmen ultra mikro. Terutama, dengan memberikan bunga yang tak terlalu mencekik.
Seperti diketahui, hingga akhir Juni 2023, Holding Ultra Mikro telah melayani 36 juta nasabah kredit mikro dan ultra mikro, dengan total nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 577,9 triliun.
Selain pembiayaan, segmen mikro dan ultra mikro juga tercatat menjadi nasabah simpanan dengan jumlah besar di BRI yakni hingga Rp 309 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyadari selama ini tantangan terkait dengan penetapan suku bunga UMKM antara lain kebutuhan akan kesiapan infrastruktur yang berpengaruh terhadap beban operasional.
Oleh karenanya, OJK mendorong sinergi melalui peningkatan peran BRI di holding Ultra Mikro dalam penyediaan jaringan dan sarana pendukung yang dapat digunakan bersama yang dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi.  
“OJK telah menetapkan kebijakan agar bank melaporkan suku bunga dasar kredit sehingga masyarakat dapat mengetahui besaran suku bunga yang ditetapkan oleh perbankan termasuk pada segmen mikro,” ujarnya.

“Kita ingin secara grup, secara konsolidasi melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan cara yang seefisien mungkin, dan kemudian pada akhirnya masyarakat mendapatkan pelayanan dengan biaya yang murah,” ungkap Sunarso.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi bilang saat ini penurunan bunga masih dilakukan secara organik. Di mana, JAKARTA. Keberadaan Holding Ultra Mikro yang telah dibentuk kurang lebih dua tahun sejatinya diharapkan bisa mengakselerasi kredit di segmen ultra mikro. Terutama, dengan memberikan bunga yang tak terlalu mencekik.
Seperti diketahui, hingga akhir Juni 2023, Holding Ultra Mikro telah melayani 36 juta nasabah kredit mikro dan ultra mikro, dengan total nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 577,9 triliun.
Selain pembiayaan, segmen mikro dan ultra mikro juga tercatat menjadi nasabah simpanan dengan jumlah besar di BRI yakni hingga Rp 309 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyadari selama ini tantangan terkait dengan penetapan suku bunga UMKM antara lain kebutuhan akan kesiapan infrastruktur yang berpengaruh terhadap beban operasional.
Oleh karenanya, OJK mendorong sinergi melalui peningkatan peran BRI di holding Ultra Mikro dalam penyediaan jaringan dan sarana pendukung yang dapat digunakan bersama yang dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi.  
“OJK telah menetapkan kebijakan agar bank melaporkan suku bunga dasar kredit sehingga masyarakat dapat mengetahui besaran suku bunga yang ditetapkan oleh perbankan termasuk pada segmen mikro,” ujarnya.
Selain itu, Dian juga mengungkapkan selalu mempertimbangkan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi kondisi industri perbankan di Indonesia dalam menghadapi berbagai situasi termasuk risiko yang dapat berdampak terhadap kinerja bank untuk menanggapi permintaan kelonggaran Batas Minimum Pemberian Kredit (BMPK)
“dalam hal ini termasuk kebutuhan akan pengembangan kredit segmen ultra mikro,” ujar Dian.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso bilang pihaknya sebagai induk Holding Ultra Mikro terus menjalankan transformasi dalam pengembangan segmen UMKM, utamanya usaha ultra mikro di Indonesia.
Ia bilang holding yang berisi BRI, PNM dan Pegadaian telah bersama-sama mengembangkan outlet co-location atau outlet yang dapat digunakan bersama. Dari sekitar 15.500 outlet yang digunakan untuk melayani nasabah segmen ultra mikro dan mikro, sebanyak 1.013 outlet merupakan outlet co-location. JAKARTA. Keberadaan Holding Ultra Mikro yang telah dibentuk kurang lebih dua tahun sejatinya diharapkan bisa mengakselerasi kredit di segmen ultra mikro. Terutama, dengan memberikan bunga yang tak terlalu mencekik.
Seperti diketahui, hingga akhir Juni 2023, Holding Ultra Mikro telah melayani 36 juta nasabah kredit mikro dan ultra mikro, dengan total nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 577,9 triliun.
Selain pembiayaan, segmen mikro dan ultra mikro juga tercatat menjadi nasabah simpanan dengan jumlah besar di BRI yakni hingga Rp 309 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyadari selama ini tantangan terkait dengan penetapan suku bunga UMKM antara lain kebutuhan akan kesiapan infrastruktur yang berpengaruh terhadap beban operasional.
Oleh karenanya, OJK mendorong sinergi melalui peningkatan peran BRI di holding Ultra Mikro dalam penyediaan jaringan dan sarana pendukung yang dapat digunakan bersama yang dioptimalkan dengan pemanfaatan teknologi.  
“OJK telah menetapkan kebijakan agar bank melaporkan suku bunga dasar kredit sehingga masyarakat dapat mengetahui besaran suku bunga yang ditetapkan oleh perbankan termasuk pada segmen mikro,” ujarnya.

bunga tersebut turun untuk nasabah yang telah mendapatkan pembiayaan kedua kalinya.
Adapun, penurunan bunga yang saat ini sudah diberikan oleh PNM sekitar 7,5%. Untuk nasabah baru, bunga yang diberikan PNM ada di kisaran 25% per tahun.
Meskipun demikian, Arief bilang peluang bunga turun dengan adanya Holding Ultra Mikro masih terbuka. Harapannya, itu bisa membuat pembiayaan yang disalurkan pun semakin tumbuh yang hingga September 2023 senilai Rp 51 triliun.
“Saat ini kan integrasi sudah dilakukan, tinggal bagaimana implementasinya agar lebih efisien dan literasi masyarakat yang kita layani semakin tinggi,” ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini