Proses Brexit, poundsterling mampu unggul
PT Bestprofit - JAKARTA. Mata uang dollar Amerika Serikat (AS) gagal mempertahankan penguatannya. Pernyataan pejabat The Fed dovish
dan sajian data ekonomi yang beragam menjadi sentimen negatif ditengah
penguatan indeks dollar. The Greenback akhirnya tersungkur di hadapan poundsterling. Mengutip
Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat pasangan GBP/USD
tercatat menguat 0,66% ke level 1,2550 dari sebelumnya.
Menurut
Vidi Yuliansyah, analis PT Monex Investindo Futures penguatan pasangan
GBP/USD didorong karena perbaikan neraca perdagangan Inggris di kuartal
IV 2016. Defisitnya mengalami penurunan dari 25,7 miliar pound menjadi
12,1 miliar. Penguatan ini terjadi ditengah posisi Inggris masih dibawah tekanan,” ungkapnya kepada Kontan, akhir pekan ini.
Pound
masih mendapatkan sentimen negatif pasca dilakukannya pengajuan artikel
50 pada Rabu lalu oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Penanda dimulainya proses brexit itu memicu ketidakpastiaan akan outlook ekonomi Inggris. Apalagi proses ini akan memakan waktu selama kurang lebih 2 tahun. Kemudian pelemahan dollar AS sendiri terjadi setelah keluarnya
pernyataan bernada dovish dari pejabat The Fed yaitu William C. Dudley
dan Neel Kashari.
Keduanya sama-sama berpandangan kenaikan suku bunga
acuan selanjutnya tidak perlu dilakukan terburu-buru. Padahal ekspektasi
pasar cukup tinggi akan rencana tersebut. Alhasil berkat
pernyataan tersebut indeks dollar yang awalnya sempat menguat harus
terkoreksi. Melansir dari Bloomberg pada perdagangan Jumat indeks
dollar ditutup 0,06% ke level 100,350.
Komentar
Posting Komentar