Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Proses Brexit, poundsterling mampu unggul

PT Bestprofit - JAKARTA. Mata uang dollar Amerika Serikat (AS) gagal mempertahankan penguatannya. Pernyataan pejabat The Fed dovish dan sajian data ekonomi yang beragam menjadi sentimen negatif ditengah penguatan indeks dollar. The Greenback akhirnya tersungkur di hadapan poundsterling. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat pasangan GBP/USD tercatat menguat 0,66% ke level 1,2550 dari sebelumnya. 

Menurut Vidi Yuliansyah, analis PT Monex Investindo Futures penguatan pasangan GBP/USD didorong karena perbaikan neraca perdagangan Inggris di kuartal IV 2016. Defisitnya mengalami penurunan dari 25,7 miliar pound menjadi 12,1 miliar. Penguatan ini terjadi ditengah posisi Inggris masih dibawah tekanan,” ungkapnya kepada Kontan, akhir pekan ini. 

Pound masih mendapatkan sentimen negatif pasca dilakukannya pengajuan artikel 50 pada Rabu lalu oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May. Penanda dimulainya proses brexit itu memicu ketidakpastiaan akan outlook ekonomi Inggris. Apalagi proses ini akan memakan waktu selama kurang lebih 2 tahun. Kemudian pelemahan dollar AS sendiri terjadi setelah keluarnya pernyataan bernada dovish dari pejabat The Fed yaitu William C. Dudley dan Neel Kashari. 

Keduanya sama-sama berpandangan kenaikan suku bunga acuan selanjutnya tidak perlu dilakukan terburu-buru. Padahal ekspektasi pasar cukup tinggi akan rencana tersebut. Alhasil berkat pernyataan tersebut indeks dollar yang awalnya sempat menguat harus terkoreksi. Melansir dari Bloomberg pada perdagangan Jumat indeks dollar ditutup 0,06% ke level 100,350.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini