Harga aluminium bisa terus menguat
pt best profit futures pekanbaru
Harga aluminium internasional terus bergerak naik. Akhir pekan lalu, harga aluminium bahkan sempat mencapai level tertinggi sejak
November 2014 di posisi US$ 2.042,5 per metrik ton.Kemarin, harga aluminium memang terkoreksi tipis. Harga aluminium kontrak
pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,95% ke
level US$ 2.023 per metrik ton. Tapi, dalam sepekan, harganya sudah
melambung 3%. best profit pekanbaru
Meski terkoreksi, analis melihat harga aluminium
masih berada dalam fase bullish. Ada beberapa faktor yang menyokong
kenaikan harga emas. Pertama, pemangkasan produksi aluminium di China.Research
& Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menjelaskan,
pemangkasan produksi di Shandong, akibat isu lingkungan hidup dan
pencemaran udara, sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga aluminium.
"Pelaku pasar melihat kemungkinan defisit produksi di China," ujar dia,
kemarin. pt bestprofit pekanbaru
Sebagai informasi, salah satu pengolahan (smelter) aluminium milik
produsen terbesar aluminium di China, memangkas kapasitas produksi
sebesar 3,21 juta ton per tahun pada akhir Juli lalu. Pemangkasan
dilakukan akibat tekanan dari pemerintah.Kedua, permintaan
aluminium dari sektor otomotif meningkat. Hal ini mengompensasi
pelemahan akibat turunnya permintaan dari sektor properti. Selama ini
aluminium menjadi bahan baku untuk produksi kendaraan dengan berat yang
lebih ringan. bestprofit pekanbaru
Ketiga, data ekonomi Amerika Serikat (AS) tak
sesuai prediksi. Misal, inflasi AS di Juli lebih rendah dari ekspektasi.
Hal ini membuat nilai tukar dollar AS melemah. Otomatis harga komoditas
yang diperdagangkan dengan mata uang dollar AS menguat, termasuk
aluminium. Menurut Andri, jika momentum ini bisa dijaga dengan baik, terutama
oleh China, bukan tidak mungkin harga aluminium masih akan terus melesat
hingga level US$ 2.300 per metrik ton di akhir 2017. "Koreksi memang
mungkin ada, tapi terbatas," ujar dia.
Apalagi, aluminium masih
minim sentimen negatif. Tapi pelaku pasar perlu memperhatikan penurunan
output produksi industri China di Juli yang mencapai 6,4% year on year
(yoy), turun lebih dalam ketimbang prediksi sebesar 7,1%. "Juga waspada
dengan rebound dollar, ini bisa membuat harga aluminium koreksi," ucap
Andri. Karena itu, Rabu, Andri memprediksi harga
aluminium berpotensi kembali menguat dan bergerak di kisaran US$
2.020-US$ 2.050 per metrik ton. Lalu dalam sepekan ke depan, harga
aluminium berpeluang bergerak di rentang US$ 2.000-US$ 2.100 per metrik
ton. bpf pekanbaru
Komentar
Posting Komentar