Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Sumber Global (SGER) Raih Kontrak Batubara dari Pembangkit di Filipina US$ 10,94 Juta

 

PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) kembali melakukan ekspansi ke pasar luar negeri. Yang terbaru, emiten yang bergerak di bidang perdagangan (trading) batubara ini mendapat kontrak dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Minergy Power Corporation Philippine.

Corporate Secretary Sumber Global Energy Michael Harold mengungkapkan pada 25 November 2024, SGER sebagai penjual telah menandatangani perjanjian jual-beli batubara dengan Minergy Power Corporation (MPC) di Filipina. 

Perjanjian ini memiliki potensi nilai kontrak senilai US$ 10,94 juta atau sekitar Rp 173 miliar. 

“Perjanjian dengan MPC merupakan langkah penting kami dalam berekspansi di Filipina. Kami akan terus menjajaki kerjasama potensial dengan pelanggan lain di Filipina mengingat pasar batubara di Filipina sangat potensial,” kata Michael dalam siaran tertulis yang disiarkan Senin (2/12).

Menurut Michael, industri batubara di Filipina memiliki prospek yang menarik, terutama karena perannya sebagai salah satu sumber energi utama di negara tersebut. 

Filipina mengandalkan batubara untuk pembangkit listrik, dengan lebih dari separuh kebutuhan energi dipenuhi oleh pembangkit listrik berbasis batubara.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan energi di Filipina terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi. 
“Dalam jangka panjang, batubara masih akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi Filipina, terutama selama masa transisi menuju energi bersih,” sambung Michael.

Sebagai informasi, MPC merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Mindanao Energy Systems Inc. (Minergy), produsen listrik Independen yang didirikan pada tahun 1992. MPC bergerak di bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga Listrik yang berlokasi di Balingasag, Provinsi Misamis Oriental, Filipina.

Didirikan pada 18 Februari 2013, MPC memiliki proyek PLTU Balingasag, yakni pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 3 x 55 megawatt (MW) di Balingasag. Adapun, SGER sedang gencar merambah pasar Asia Tenggara.

Sebelum Filipina, SGER telah terlebih dahulu mengamankan pasar batubara Vietnam. Belum lama ini, SGER meneken perjanjian pasokan batubara (coal supply agreement) dengan Power Generation Corporation sebesar 500.000 metrik ton dengan nilai kontrak hingga US$ 44,45 juta atau sekitar Rp 705 miliar.

SGER pun membuka peluang melakukan ekspansi ke pasar negara Asia Tenggara lainnya. 
“Dengan masuknya SGER ke pasar Filipina dan Vietnam, kami meyakini kinerja SGER akan bertumbuh ke depan, ditopang oleh permintaan batubara dari pasar Asia Tenggara,” tutup Michael.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini