Tahun depan, WSBP lunasi utang bank Rp 1,7 triliun
PT Bestprofit Futures pekanbaru - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berencana melunasi utang
perbankan senilai Rp 1,7 triliun pada 2017. Jarot Subana, Direktur
Utama WSBP mengatakan, utang tersebut merupakan pinjaman sindikasi dari
beberapa perbankan.
Pinjaman itu akan dilunasi tahun depan dari cash flow
proyek," ujarnya di Jakarta, belum lama ini. Perseroan ini baru saja
mendapatkan ekuitas yang cukup besar dari penawaran umum perdana saham.
Nilainya sebesar Rp 5,16 triliun.
Perolehan dana penawaran umum perdana saham itu membuat debt to equity ratio
(DER) WSBP turun cukup dalam dari tadinya sebesar 1,9 kali menjadi 0,3
kali hingga 0,4 kali. Dana IPO itu tidak digunakan untuk membayar utang,
melainkan untuk modal kerja dan kebutuhan belanja modal.
Tahun
depan, perseroan ini berencana membangun tiga pabrik baru di Sumatera
Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi. Masing-masing pabrik tersebut
akan memiliki kapasitas 300.000 ton per tahun yang akan dibangun hingga
tahun 2018 mendatang. Nilai belanja modal yang dikucurkan sampai tahun
2018 mencapai Rp 4 triliun.
Khusus tahun ini, alokasi belanja modal mencapai Rp 1,1 triliun. Lalu
tahun depan, investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 1,9 triliun, dan
sisanya sebesar Rp 1 triliun akan digunakan untuk kebutuhan investasi
tahun 2018.
Tahun ini, WSBP akan membangun dua pabrik baru.
Pabrik pertama berlokasi di Klaten Jawa Tengah dengan kapasitas 100.000
ton per tahun. Lalu, pabrik kedua berlokasi di Palembang, Sumatera
Selatan dengan kapasitas 250.000 ton per tahun.
Jarot
mengatakan, dua pabrik itu akan menambah kapasitas perseroan menjadi
2,65 juta ton dari sebelumnya 2,3 juta ton per tahun. Sehingga, dengan
tambahan lima pabrik baru hingga tahun 2018, perseroan akan memiliki 13
pabrik dengan total kapasitas produksi 3,8 juta ton per tahun.
Saat
ini, komposisi penjualan masih didominasi penjualan di Pulau Jawa
sebesar 70% dan sisanya adalah penjualan di luar Jawa. Setelah
pembangunan pabrik ini, porsi penjualan luar Jawa akan lebih besar,
menjadi 40% dari saat ini 30% dari total penjualan.
Komentar
Posting Komentar