Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Kondisi Keuangan Compang Camping, Arab Saudi Mainkan Kartu OPEC





PT Bestprofit Futures Pekanbaru - Ditelisik jauh kedalam, keputusan OPEC dalam pertemuan tidak resmi mereka di Aljazair kemarin, dipengaruhi oleh tuntutan Arab Saudi dan Iran yang menginginkan pengurangan produksi minyak. Harapannya hanya satu, harga minyak akan segera naik.

FINANCEROLL – Bagai petir disiang bolong, keputusan Arab Saudi dalam pertemuan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Aljazair untuk mengurangi produksi minyak membuat harga minyak bereaksi naik. Langkah ini diambil Arab Saudi menyusul kondisi keuangan yang compang-camping dan berharap kenaikan harga minyak akan membantu mengisi kembali kas kerajaan.

Menteri Perminyakan Kerajaan Arab Saudi memang baru, Khalid al Falih baru menggantikan Ali al Naimi dalam enam bulan ini. Tidak seperi pendahulunya yang bersikeras bahwa harga minyak yang mahal dianggap tidak masuk akal. Terjadi karena ulah spekulan saja. Arab Saudi akhirnya tergoda pula dengan gula-gula pasar bebas minyak. Melepaskan kendali harga pada pasar dan ikut menikmati kenaikan harga minyak ini setelah dua tahun lamanya bersama Iran bersikeras untuk menggenjot produksi minyak mereka.

Bagi Arab Saudi, tuntutan memangkas produksi minyak agar harga minyak naik adalah untuk mengisi kas kerajaan yang sedang mengalami tekanan. Kerajaan Arab Saudi dibekap defisit anggaran yang cukup besar, tercatat sebagai yang terbesar diantara 20 negara dengan perekonomian maju secara global. Mereka memilih langkah ini dibandingkan melepaskan segera obligasi internasional pertama mereka. 

Disisi lain, Arab Saudi akan menghadapi tuntutan hukum pula setelah pihak Kongres AS pada Rabu kemarin memutuskan Amerika akan menuntut Arab Saudi atas tuduhan keterlibatan dalam peristiwa silam







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini