Tren bullish menyelimuti emas
PT BESTPROFIT Emas mampu bertahan di tengah perbaikan indeks dollar Amerika Serikat
(AS). Jumat, harga emas kontrak pengiriman April 2018 di
Commodity Exchange masih menguat tipis 0,07% jadi US$ 1.356,20 per ons
troi dari hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga si kuning sudah melesat
3,08%.
Tingkat inflasi AS di Januari yang naik jadi 0,5% sempat
membuat emas koreksi. Tapi si kuning kembali naik setelah AS mengumumkan
penjualan ritel turun. Biro Sensus AS melaporkan penjualan ritel turun 0,3%. Ini di luar
ekspektasi para ekonom, yang optimistis penjualan ritel naik 0,2%.
Menurut
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, hal ini membuat tingkat
probabilitas kenaikan suku bunga The Federal Reserve turun. Sebelumnya,
potensi kenaikan suku bunga AS lebih agresif semakin besar lantaran
inflasi tahunan sudah tembus ke level 2,1%. BEST PROFIT
Tambah lagi, kini
beredar kabar defisit anggaran AS bakal melebar. Ini lantaran belanja
pemerintah di anggaran yang diajukan Presiden Donald Trump naik tinggi.
"Pasar masih melihat ekonomi AS tidak bagus," terang Alwi.
Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menambahkan,
pelaku pasar juga dilanda kekhawatiran terhadap pencapaian pertumbuhan
ekonomi Negeri Paman Sam di kuartal I-2018. Kenaikan inflasi yang
disertai dengan penurunan penjualan ritel malah berpeluang menekan
pertumbuhan ekonomi. BESTPROFIT
Apalagi, JP Morgan merevisi target
pertumbuhan ekonomi AS kuartal I-2018 dari 3% menjadi 2,5%. Ini yang
membuat pelaku pasar memburu emas," kata dia, kemarin. Katalis tersebut
membuat emas berada dalam tren bullish.
Komentar
Posting Komentar