Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Rusia Akan Pasok Junta Myanmar Perangkat dan Pesawat Militer

 

Rusia menegaskan bahwa mereka akan terus memperkuat sistem pertahanan Myanmar dengan memasok perangkat keras militer termasuk pesawat tempur untuk junta.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Industri Senjata Rusia Rosoboronexport Alexander Mikheev seperti dilaporkan kantor berita Interfax, Rabu (21/7).

"Ada kerjasama erat antara kami dalam penyediaan perangkat militer, termasuk pesawat terbang," kata Alexander Mikheev seperti dikutip dari Reuters.

Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut peralatan tempur apa saja yang akan dikirimkan ke Myanmar.

Tangan Kanan Suu Kyi Meninggal Covid di Penjara Junta Myanmar

Dalam pameran dirgantara tahunan Rusia yang dihadiri Presiden Vladimir Putin Selasa (20/7), Mikheev menyebut Myanmar salah satu klien utama Rosoboronexport di Asia Tenggara.

Selain itu, kata dia, Myanmar juga mitra utama Rostec, konglomerat pertahanan dan kedirgantaraan Rusia.

Rusia memang menjadi salah satu pemasok senjata bagi Myanmar.

Singapura Kecewa ASEAN Lambat Tangani Krisis Myanmar

Bulan lalu pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing melakukan kunjungan ke Rusia.

Saat bertemu Rusia Sergei Shoigu, Min mengucapkan terima kasih ke Moskow karena terus memperkuat militer mereka selama ini.

Shoigu juga berkomitmen bahwa Rusia akan terus memperkuat hubungan militer dengan Myanmar.

Shoigu menganggap Myanmar sebagai salah satu mitra strategis dan sekutu yang dapat diandalkan.

Kerja sama pertahanan antara kedua negara telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Moskow memberikan pelatihan militer dan beasiswa universitas kepada ribuan tentara Myanmar. Rusia juga menjual senjata ke militer Myanmar, yang saat ini masuk daftar hitam sejumlah negara Barat.

Sejumlah aktivis HAM menganggap Moskow melegitimasi kudeta militer 1 Februari lalu karena menjamu Aung Hlaing dan melanjutkan kesepakatan perdagangan senjata dengan Myanmar.

Baru-baru ini, junta Myanmar menolak resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan embargo senjata ke negara tersebut. Embargo senjata diterapkan setelah junta militer Myanmar terus menindak brutal para pedemo anti-kudeta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini